Kamis, 04 April 2013

PROTECT MY EYES - 2 : Fights You And Me ~ 1 ~


 Dan langsung saja aku post ke part 2. semoga semakin suka ya. Promosikan CERBUNG ini dong guys. Please. TWITTER atau FB atau lainnya . Mohon bantuannya ya. promosiin. Sebelumnya terima kasih dan silahkan membaca. :D

PROTECT MY EYES - 2 : Fights You And Me ~ 1 ~




   * * * *
     Rumah Rere


BRRRAAAKKKK
Rere membanting pintu yang tak berdosa itu. Raut wajahnya pun masih penuh emosi. Seorang wanita yang sedang asyik nonton acara TV pun langsung menatap arah suara.
"Kenapa lagi loe re ?" tanya wanita yang sudah berumur 20 tahunan. Rere hanya menggelengkan kepalanya lalu melegos menuju arah kamarnya. Ia merobohkan tubuhnya di atas kasur dengan tatapan penuh amarah.
"sialllllll... ngapain gue ketemu kakak kelas songong !" gerutu rere mencengkram erat bantal guling di sebelahnya. Rere beranjak ketika mendengar suara mobit yang berhenti di depan rumahnya. Rere melangkah gontai menuju kearah jendela kamarnya.
"pasti kak marcell" batin rere menebak siapa yang datang. Ia memang sangat hafal dengan kedatangan kak marcell yang tak lain adalah pacar dari kakaknya yaitu kak michelle.
"ish tuh kan!" ucap rere singkat karena dugaannya yang benar. Ia melihat marcell yang tengah keluar dari mobilnya yang berplat " B 5 R ".

   * * * *
"hay sayang" sapa marcell yang melihat michelle telah menunggunya. Mereka langsung bercipika cipiki dan saling memeluk. Mungkin bagi mereka ini hal yang romantis tetapi mungkin tidak untuk rere yang melihat marcell dan michelle dari jendela kamarnya.
"jalan sekarang?" tanya marcell dengan wajah yang cool.
"hmmm" michelle hanya berdeham. mereka lantas berjalan menuju ke arah mobil yang terparkir di depan rumah itu.Rere masih memperhatikan mereka dengan tatapan aneh dan tak bisa di gambarkan.
"silahkan michelle cantik" ucap marcell membukakan pintu mobilnya. Michelle pun masuk dengan senyum yang terus mengembang. Marcell menutup halus pintu mobilnya dan ia segera menuju pintu yang satunya. Mobil itu berjalan meninggalkan rumah yang megah itu.

   * * * *
     19.00 Kamar rere


Rere sedang mempelajari materi Matematika yang akan di ulangkan besok. Rere hanya membolak balikan lembaran bukunya dengan tatapan datar. Ia memang terkenal pintar di SMA GARUDA.

DRRRRRTTT

getaran ponselnya membuyarkan tatapan datar rere. Ia segera meraih ponselnya yang menampilkan 1 pesan dari teman kelasnya.

From : Mikha >.<
          Lo masih emosi sama kak AL and kak Bagas ?

Rere hanya tersenyum picik. Ia langsung memainkan jemarinya untuk membalas pesan dari mikha.

To : Mikha >.<
     Loe manggil mereka kak ?pantesan juga di panggil setan!

Rere menaruh ponselnya kembali dan memilih untuk segera beristirahat. Kakaknya sedari tadi belum memberi tanda-tanda pulang. Namun bagi rere itu sudah hal biasa.

   * * * *
     06.50 SMA GARUDA


Rere berlari dengan wajah yang tenang namun di hatinya ia sangat takut kalau-kalau dia telat. Ia terus berlari menyusuri koridor untuk segera mencapai kelasnya.

BBBRRRRUUUKKK

Gadis itu terjatuh bersama seorang lelaki di hadapanya. Ia langsung berdiri dan merapihkan seragamnya begitu pun dengan lelaki itu. Seorang lagi telah berada di belakang lelaki yang bertabrakan dengannya tadi. Mereka saling memfokuskan pandangan kepada orang yang ada di hadapan mereka. Mereka sontak kaget namun tetap berwajah tenang namun tatapan mereka begitu tajam.
"Loe.." ucap rere dengan sinsnya.
"Jalan pake mata dong loe!" bentak lelaki itu yang tak lain adalah aL. Seorang yang berada di belakang aL hanya terdiam sambil memelototkan matanya. Rere hanya terdiam mendengar ucapan aL yang di barengi dengan bunyi bel.
"HEH NGAPAIN LOE DIEM AJA?! MINTA MAAF KEK!" ujar bagas yang melihat rere dengan tatapan membunuh.Rere memalingkan wajahnya ke arah bagas dengan senyum remehnya.
"Sorry gue gak punya waktu!" balas rere yang langsung berlari menuju ruang kelasnya. Al dan bagas masih terbengong memperhatikan rere yang berlari menjauhi mereka.Bagas tersadar akan bunyi bel yang tadi di acuhkan olehnya dan al. Bagas segera menarik al yang masih terdiam di tempat.
"berhenti-berhnti" ucap al yang kebingungan.
"ah gak ada waktu bro. nanti bu richa ngomel lagi" jelas bagas yang ikut berhenti di dekat kelas mereka. Al menerawang ingatanya. Sengan muka panik ia menepukan telapak tangannya di kening dan segera berlari menyusul bagas.

     * * * *
       Kelas XI IPA 1


Al dan bagas mengendap-endap masuk ketika semua siswa sedang memanjatkan doa sebelum pelajaran di mulai. Mereka duduk dengan tenang seperti tidak terjadi apa-apa dan ikut menundukan kepala.
"Finish, greet our teacher" pekik keras sang ketua kelas yang bernama yuki. Semua nya lalu mengucapkan greething secara serempah tak terkecuali al dan bagas. Bu richa memandang al dan bagas yang berada di tempat duduknya.Namun sang guru matematika itu langsung membalikan badanya ke arah papan tulis.
"aman sob" ucap bagas pelan dengan mengacungkan jempolnya ke arah al yang duduk di sebelahnya. Al hanya tersenyum picik kearah bagas yang lalu memperatikan bu richa yang sedang mengajarkan materi baru.

     * * * *
       12.30 Universitas Cenderawa


Marcell masih terus menggandeng michelle yang berjalan di sebelahnya. Mereka berjalan menuju cafetaria dengan langkah yang santai tanpa beban. Banyak mata yang memandang iri kearah mereka, mungkin karena marcell dan michelle adalah best couple di kampus ini.
"woy sell" pekik seseorang yang berjalan cepat di belakang mereka. Marcell dan michelle memalingkan wajahnya ke arah si empunya suara yang tak lain adalah teman mereka gino.
"sell yang mana ?" tana marcel mengernyitkan keningnya. Gino hanya mengangkan bahunya lalu menghamipi marcell dan michelle yang sudah menemukan tempat duduk di cafetaria.
"O ya, gue dapet kabar kalo gue jadi tuh pindah ke rumaha yang di sebelah elo, sell" ucap gino tanpa basa-basi. Matanya mengarah ke arah michelle yang artinya ia berbicara dengan michelle.
"wah kapan itu ?" tanya michelle dengan wajah yang datar.
"nanti"
"awas loe kalo ngapelin pacar gue!" bidik marcell dengan tawa yang khas. Gino mengernyitkan keningnya dan langsung menoyor kepala marcell.
"gue udah punya aurel bro!" balas gino yang bernada sewot.


DRRRRTTTTTT

Suara getaran ponsel gino membuyarkan tawa yang sedari tadi menggema. Gino merogoh tasnya mencari ponselnya yang tak berhnti bergetar. Gino melihat satu nama yang sangat ia rindukan. Ia langsung menekan tombol hijau lalu mendekatkan ponselnya ke arah telinganya.
"Hallo" ucap gino singkat. Marcell dan michelle terus melanjutkan makan siangnya.
"Loe pulang lusa cak?"
"Oke gue sambut deh, Papah mamah ikut balik?"
"Oh, ya bye"

KLIKKK
suara tombol untuk mengakhiri telefonnya di pencet dengan raut wajah kecewa. Marcell dan michelle hanya terdiam saja.

     * * * *
      10.00 Sydney(waktu sydney)


Seorang lelaki sedang menikmati acara televisi sendirian. Ia mungkin kesepian, namun kelihatanya ia sangan bahagia. Ia meraih ponselnya yang berada tak jauh darinya. Ia mencari sebuah kontak yang bernamakan My Brother lalu menekan tombol hijau untuk menghubunginya.Lelaki yang bernama cakka ini memang merindukan udara Jakarta bersama kakaknya yang sangat ia kasihi.

Tuuuuttttt.... Tuuuutttt.....

Terdengar suara bising dari tempat kakaknya berada. Ia tahu kakaknya sedang kuliah pastinya.
'Hallo" suara terdengar sangat khas bagi cakka.
"halllo kak, gue lusa balik nih" balas cakka dengan nada gembira namun raut mukanya terlihat datar saja.
"Loe pulang lusa cak?"
"Di sambut ya! HARUS" ucap caka penuh canda.
"Oke gue sambut deh, Papah mamah ikut balik?" tanya seorang di seberang sana lagi.
"no longer busy they are my only home, Okay, tomorrow I phone again, bye" jawab cakka dengan logat bulenya."Oh, ya bye" jawab sang kakak yang terdengar kecewa.Telefonya di tutup seketika oleh sang kakak. Caka melanjutkan melihat acara televisi kesukaannya.

Bersambung . . .
  1. Kelanjutannya bagaimana ? tunggu ya guys.Terus baca ya :D
Mohon bantuanya ya :D buat promosiin ini cerbung. Terimah kasih. Dan semoga banyak yang suka . Amin  makasih semuanya yang sudah mau baca :D !! Dan jangan lupa responnya kawan-kawan semua :D   makasih :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar